13 x 19 cm
xvi + 146 (160 hlm.)
SINOPSIS:
9 MONOLOG merangkum karya-karya teater monolog terbaru dari sastrawan Putu Fajar Arcana. Buku ini tak sekadar menyajikan rekaan peristiwa di atas panggung sandiwara, tetapi lebih-lebih adalah refleksi dari berbagai kejadian yang ada di sekitar kita.
Tak ada yang pernah menduga, hampir seluruh umat manusia di dunia harus menerima kenyataan pahit seperti pandemi Covid-19. Sudah puluhan juta orang menjadi korban meninggal dan ratusan juta keluarga harus kehilangan sanak famili. Fakta keras ini telah mendorong Putu menulis sebuah monolog, yang tidak saja indah, tetapi juga menggugah pemikiran tentang eksistensi manusia di dunia.
Pada kesempatan lain, ia menulis tentang bencana kemanusiaan di tanah Papua. Anak-anak dan perempuan menjadi korban krisis pangan akibat eksploitasi alam, serta kekeliruan dalam penerapan pola kebijakan yang terus-menerus terjadi sampai hari ini. Orang Papua “dipaksa” untuk tidak menjadi diri mereka sendiri dengan mengonsumsi beras. Padahal sebagian besar wilayah pulau ini tidak mengenal budi daya padi lewat sistem pertanian. Sejak dahulu mereka mewarisi kebiasaan makan hipere (ubi) atau sagu dari para leluhurnya.
Kisah-kisah lainnya dalam buku ini memperlihatkan betapa peristiwa-peristiwa yang kita anggap kecil di sekitar kita, mengandung dimensi kemanusiaan yang bisa mengharu-biru kita bersama. Dengan sangat piawai, Putu membeber, menggali, dan kemudian menyentuh hati kita kita lewat karakter-karakter yang unik dan spesifik dalam buku ini. Siapa saja yang membacanya, apalagi memainkannya, akan dengan segera merasa terharu untuk kemudian berempati. Selebihnya, kita semua akan berdiri pada posisi yang sama, bahu-membahu: memuliakan kemanusiaan!
Katalog Buku lain, klik di sini.
